Cuma 100 Km dari Jakarta, Warga Cuci Baju Pakai Air Menghijau

1a4f85c0-41ce-4711-97d0-98d1c8496752_169

3 Desa di Kecamatan Tirtaya, Kabupaten Serang mengalami kekeringan. Mereka terpaksa memakai air kotor yang menghijau. Padahal mereka berjarak cuma 100 km dari Jakarta.

Warga Serang khususnya Kecamatan Tirtayasa terpaksa menggunakan air kotor untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka terpaksa menggunakan air yang sudah menghijau dan penuh sampah karena kekurangan pasokan air bersih akibat kekeringan.

Di tiga desa seperti di Sujung, Sampawardi sampai Desa Tirtayasa dekat aliran Sungai Ciujung, banyak warga yang memanfaatkan sisa air kotor untuk mencuci piring atau baju. Warga terpaksa menggunakan air tersebut karena sampai hari ini, belum ada bantuan air bersih. Aliran irigasi Ciujung tersebut, oleh warga Tirtayasa dikenal sebagai Kali Sultan.

Nurjanah, warga dari Desa Sujung Kecamatan Tirtayasa misalkan, menggunakan air di saluran tersebut karena terpaksa. Selain karena ketersediaan air bersih yang kurang, warga memang jarang yang memiliki sumur-sumur untuk kebutuhan air bersih.

9465cf76-dc5a-4bb3-82b0-5a9dd5427633_169

“Nyuci pakaian, nyuci piring di kali. Kalau banjir mah nggak begini (kotor),” kata Nurjanah saat ditemui wartawan, Tirtayasa, Serang, Selasa (12/9/2017).

Kebutuhan lain seperti mandi atau untuk minum, warga di desanya menurut Nurjanah setiap hari membeli air galonan. Air bersih galonan menurutnya dibeli dari pemasok seharga Rp 4.000. Selian itu, ada juga warga yang memanfaatkan air di masjid-masjid sekitar desa.

Wanah, warga Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa juga menggunakan air kotor untuk kebutuhan mencuci pakaian. Menurutnya, sudah menjadi kebiasaan warga menggunakan saluran irigasi dari Sungai Ciujung untuk kebutuhan sehari-hari. Meskipun air berubah warna dan penuh sampah, warga tidak ada pilihan karena tidak memiliki biaya membeli air bersih.

796c6fe6-f9fe-4c0e-868e-8ac7b900a50d_169

“Kalau punya uang mah beli. Mandi mah cari di kebun-kebun kalau sekarang, yang ada lubang sumurnya,” ujarnya.

Namun, meskipun ada sumur, karena sedang kekeringan, tetap saja warga kesulitan. Apalagi, air di daerah Tirtayasa menurutnya tidak bening.

Sampai hari ini, menurut Wanah, warga di Desa Tirtayasa belum mendapatkan pasokan bantuan air bersih. Warga sendiri berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

(fay/imk)

Sumber : DETIK