Deteksi Depresi Lewat 5 Gejala Berikut

150527113413

Depresi merupakan suatu kondisi yang menggambarkan kesedihan seseorang hingga menyebabkan terganggunya aktivitas sosial dalam keseharian. Gangguan ini berbeda dengan penyakit fisik tertentu yang terlihat nyata.

Mungkin kita sendiri tidak bisa menyadarinya langsung. Namun bila dibiarkan terlalu lama, hal ini tentu sangat berbahaya bagi kehidupan seseorang. Sebelum terlambat, selamatkan diri sendiri dan orang lain dengan mendeteksi gejala depresi:

Kegelisahan meningkat

Selama ini, depresi identik dengan kondisi seseorang yang malas bergerak, sering tidur, dan bentuk kemalasan lainnya. Namun menurut penulis Julie Holland, terdapat tipe depresi lainnya. Tipe kedua ini, menunjukkan hal yang sebaliknya. Ditandai dengan perasaan yang sering gelisah, tegang, mudah cemas, terburu-buru, dan sulit tidur nyenyak. Bila seseorang mengalami perubahan pola tidur dan energi, sebaiknya cari tahu sebabnya dan temukan solusi mengatasi depresi.

Kondisi fisik menurun tanpa sebab yang jelas

Terlalu sering memendam emosi negatif tentu bukan hal yang baik bagi diri. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kondisi mental, namun juga kondisi fisik seseorang. Selayaknya bom waktu. Terlalu banyak memendam emosi negatif, menyebabkan seseorang kapan saja bisa ‘meledak’.

Adria Pearson dari University of Colorado Anschutz Medical Campus Depression Center, Amerika Serikat mengungkapkan beberapa dampaknya, seperti amarah atau penyakit fisik berupa pusing, sakit kronis, dan sakit perut berkepanjangan.

“Sekitar 40 persen pasien migren juga mengalami masalah depresi. Depresi bisa memperparah rasa sakit. Rasa sakit juga bisa memperparah depresi,” papar Pearson. Sehingga sulit bagi dokter untuk menemukan akar permasalahan yang sebenarnya.

Performa semakin menurun

Bila dahulu bisa mengerjakan tugas-tugas dengan cepat, sekarang menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan, tanpa alasan yang jelas. Mereka yang diserang depresi biasanya akan semakin sulit dalam menemukan ide, tugas terbengkalai, serta memperlambat kemampuan berpikir hingga motorik.

Penelitian yang dipublikasikan di Plos One pada tahun 2013 mengungkapkan bahwa depresi bisa memicu disabilitas fisik di usia lanjut. Oleh sebab itu, jangan abaikan gejalanya dan segera temukan solusi untuk bisa lepas dari depresi.

Mudah marah

Tidak sedang PMS (pre-menstrual syndrome), tidur cukup, rekan kerja tidak menyebalkan, dan tanpa alasan yang jelas menjadi kesal ke semua orang. Menurut studi di JAMA Psychiatry, Jepang, pada tahun 2013, mereka yang depresi biasanya cenderung mudah marah, cepat tersinggung bahkan untuk hal-hal sepele, sering berargumen, kesabaran yang menipis, dan sering timbul keinginan untuk melempar barang.

Nafsu ngemil meningkat drastis

Pada tahun 2010, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang-orang yang depresi cenderung mengonsumsi 8,4 porsi cokelat dalam sebulan. Sedangkan jumlah normal biasanya sekitar 5,4 porsi per bulannya.

Menurut Pearson, perilaku ngemil berlebihan ini biasanya dialami oleh seseorang yang menjelang menstruasi dan orang yang mengalami depresi. Kedua kondisi ini mencetus otak untuk mencari serotonin atau hormon dalam otak yang memberi rasa nyaman sementara. Asupan karbohidrat memicu lonjakan insulin sementara yang bisa mendorong tubuh memproduksi serotonin. Itu sebabnya orang depresi ingin mengonsumsi cokelat dan karbohidrat.

Masalah dalam hidup, tekanan beban psikis, perasaan kehilangan merupakan sebagian dari penyebab depresi. Setiap orang tentu memiliki kesusahannya sendiri, namun bagaimana cara tiap orang menghadapinya adalah hal yang berbeda. Bersyukur, positive thinking, melakukan banyak kegiatan bermanfaat, dan tetap berpengharapan dalam kasih Yesus adalah sebagian dari cara yang bisa dilakukan untuk menangani depresi.

Sumber : Beritasatu/Jawaban.com by tk