Jika Kamu Mau Hidup Berkemenangan, Cara Satu-satunya Adalah Memenangkan Peperangan Ini!

170504150433

2 Korintus 10:5 “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.”

Apakah kamu menyadari bahwa peperangan terbesar dalam hidup ini ada dipikiran kita? Medan pertempuran ini aku ketahui ketika menyadari bahwa aku bisa menang atas keinginan dagingku ketika aku menang atas pikiranku. Sebab dituliskan bahwa, “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia..” (Amsal 23:7a).

Saya kemudian melompak kedalam lubang perlindungan kebenaran yang saya temukan di dalam Galatia 2:20, “..namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”

Senjataku adalah kasih Tuhan yang tertulis di Yohanes 3:16, saya menyadari bahwa secara rohani saya sudah mati, tidak ada kehidupan nyata bisa muncul.

“Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” ~ Yohanes 12:24

Saya pernah mendengar seorang pengkotbah terkenal menggambarkan ritualnya setiap pagi. Dia memulai dengan mematikan alarm dan berdiri, lalu melakukan perenggangan, mengucap syukur kepada Tuhan untuk hari yang baru, dan kemudian… DIA MATI!

Tentu saja jemaat tertawa mendengarnya. Dia menambahkan, “Tidak, ini beneran, saya benar-benar mati!”

Tawa jemaat makin keras, hingga ia menjelaskan hikmat dari apa yang ia katakan. Sebagai prajurit yang baik dari Tuhan, dia membuat strategi untuk mematikan kedagingannya setiap hari. Untuk itu ia membuat aturan:

1. Memulai hari dengan menyatakan pada pikirannya bahwa dia sudah mati.

2. Wajib lapor kepada komandan tertinggi yaitu Tuhan, yang sekarang hidup di dalam dirinya.

3. Tidak pernah lupa bahwa peperangan dimenangkan atau kalah terjadi di dalam pikirannya.

Saya mengikuti tiga langkah di atas setiap pagi. Dan dengan bangga saya bisa berkata, bahwa setiap hari saya berhasil menaklukan lebih banyak wilayah musuh setiap harinya. Pikiran kita tidak mudah dimatikan, tetapi kita bisa menundukkannya kepada otoritas Yesus Kristus.

Jadi sekarang, setiap bangun pagi saya sadar bahwa peperangan dimulai, tetapi PEPERANGAN SUDAH DIMENANGKAN. Saya hanya perlu berpegang teguh pada iman saya, percaya bahwa yang hidup bukanlah diri saya lagi, tetapi Kristus yang hidup didalamku. Seperti yang dituliskan oleh Roma 8:37, saya lebih dari pemenang!

Sumber : CBN.com