Minggu, 28 Desember 2014

WHAT A GRACE…

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman,, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2:8-9)

Tidaklah mengherankan jika John Newton menceritakan pengalaman pribadinya menjadi sebuah lagu “evergreen”, Amazing Grace. Dia menyadari dirinya sebagai orang berdosa yang telah mendapatkan anugerah besar dari Tuhan. Ombak dan gelombang lautan yang sesaat lagi melenyapkan nyawanya itu tergantikan oleh sebuah kehidupan yang masih diijinkan terjadi di dalam dirinya. Hukuman yang seharusnya diterima, tak dialami. Maut yang seharusnya menjemput, berlalu darinya.

Anugerah berasal dari istilah Ibrani “khen” yang berarti ‘perbuatan seorang atasan yang menunjukkan kepada bawahannya kasih karunia, padahal sebenarnya bawahan itu tidak layak menerimanya’. Kasih karunia adalah pemberian Allah kepada manusia padahal manusia tidak pantas untuk menerimanya.

Kata “kharis” dalam Bahasa Yunani secara umum berarti “pemberian, hadiah, anugerah, kemurahan hati, dan karunia”. Dalam Perjanjian Baru kata kasih karunia atau anugerah ini dihubungkan dengan keselamatan dari Allah bagi manusia berdosa.
Sahabat NK, akhir tahun seperti ini adalah saat yang tepat untuk merenungkan kembali kasih karunia Kristus dalam hidup kita. Waktu untuk melihat kembali betapa kita adalah orang-orang yang beruntung memiliki kesempatan hidup di dalam Dia. Dilandasi kasih yang tak terbatas, Dia menerima kita kembali layaknya Bapa menerima anak bungsunya yang telah terhilang. Kita diberi cincin dan sepatu, juga diselubungi dengan jubah megah yang baru. Kita seperti dirham atau domba hilang yang ditemukan kembali.

Kita tentu heran dengan mereka yang kemudian berpaling dari kasih karunia Kristus. Bukankah di dalam kasih karunia, kita menerima apa yang tidak patut kita terima, yaitu keselamatan kekal? Bukankah di dalam anugerah-Nya kita tidak menerima apa yang seharusnya kita terima, yaitu hukuman kekal? [JP]

Yehezkiel 44-46
Di dalam Bait Suci akan ada yang melayani. Tuhan perintahkan Kaum Lewi dan para imam serta tata ibadah agar ada di dalamnya. Penekanannya adalah; fokus kepada pribadi Tuhan. Tempat Kudus-Ku, santapan-Ku, perjanjian-Ku, tugas di rumah-Ku, meja-Ku, dan seterusnya. Yesus Kristus telah datang untuk memulihkan umat-Nya agar layak untuk melayani Dia yang Maha Kudus.