Peneliti AS Sebut Pewarna di Minuman Kola Berpotensi Picu Kanker

110255_cola_getty

Segala hal yang berlebihan dikonsumsi, dampaknya tidak baik bagi kesehatan. Tak terkecuali konsumsi minuman kola berlebihan. Hal itu dikatakan bisa mengakibatkan penambahan berat badan, diabetes, hingga obesitas. Bahkan peneliti juga menggarisbawahi kandungan pewarnanya.

Tim peneliti dari Consumer Reports and the Center for a Livable Future, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health tergerak melakukan studi ini setelah membaca laporan yang dipublikasikan pada tahun 2013 tentang jumlah konsumsi soda pada masyarakat Amerika.

Ternyata dalam kurun tahun 2003-2010 diketahui bahwa orang Amerika berusia antara 6-64 tahun rata-rata mengonsumsi 2,5 kaleng kola per hari. Sedangkan sepertiga anak-anak berusia antara 3-5 tahun dilaporkan mengonsumsi dua per tiga kaleng soda setiap harinya.

Konsumsi terbanyak dilakukan oleh orang-orang berusia 16-44 tahun, yang rata-rata sanggup menghabiskan tiga kaleng soda dalam sehari. Demikian seperti dikutip dari jurnal PLOS One, Selasa (3/3/2015).

Setelah diselidiki lebih mendalam, peneliti akhirnya menemukan kejanggalan pada kandungan minuman kola. Bukan pada gulanya, melainkan pewarnanya. Sejauh ini pewarna karamel yang ada pada berbagai minuman kola yang beredar di Amerika berasal dari bahan kimia yang disebut 4-methylimidazole (4-Mel).

Hal ini dibuktikan peneliti dengan mengamati 110 sampel kola dan minuman ringan lainnya yang dibeli di New York dan California. Dari situ ditemukan bahwa hampir seluruh sampel mengandung 3,4 hingga 352,5 microgram 4-Mel (per botol atau kaleng berukuran 12 ons), kecuali untuk minuman ringan yang tidak memiliki warna tertentu atau bening.

Data ini kemudian dipergunakan peneliti untuk menentukan risiko kanker mereka. Hasilnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam kurun 70 tahun ke depan diperkirakan akan terjadi 5.000 kasus kanker baru yang berkaitan langsung dengan konsumsi kola saja. Itu artinya 4-Mel juga berpotensi sebagai karsinogen atau zat pemicu kanker.

Sayangnya hingga kini belum ada peraturan yang jelas terkait penggunaan 4-Mel dalam industri minuman ringan di Amerika. Apalagi 4-Mel tidak hanya ditemukan pada minuman kola, melainkan juga pada produk makanan lain seperti kecap, saus barbekyu, sirup untuk panekuk, dan beberapa jenis sup.

Banyak pakar menyayangkan peraturan yang dikenakan FDA untuk zat aditif pada produk makanan dan minuman yang beredar di Negeri Paman Sam. Mereka merasa FDA terlalu lembek, terbukti beberapa waktu lalu, sejumlah pewarna makanan yang telah mendapat persetujuan dari FDA juga ditengarai dapat meningkatkan risiko ADHD, alergi hingga kanker pada konsumen.

Sumber : health.detik.com