Rabu, 22 Januari 2020

BIKIN PENASARAN
“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”
(Filipi 4:5)
Disebuah café di kota Bandung, saya bertemu dengan seorang Youth Leaders dari gereja lain, untuk
membicarakan kegerakan anak muda di kota Bandung. Pada saat saya sampai, ternyata dia bersama dengan 2
orang lainnya. Satu anak terlihat masih sangat muda, saya bertanya-tanya dalam hati, siapa anak muda ini. Tiba-tiba
dia mengenalkannya, “Kenalin bro, ini anak rohani saya, dia lagi bolos nih, lagi kejar karya tulis yang harus dikumpul
besok.” Dalam hati saya bertanya, mengapa dia membiarkan anak rohani nya bolos ya?
Lalu youth leaders ini menceritakan tentang anak ini, “Lu tau bro, ini anak dulu datang ke gereja gua karena
ngejar cewe, dan waktu lagi penyembahan dia bisik-bisik ke gua, bilang saya ga percaya Tuhan ada.” Lalu dia
melanjutkan, “gua jawab aja, tapi lu percaya kan gua ada? Dan dia bilang percaya karena gua kelihatan.”
Sontak kami tertawa mendengar cerita itu, dan anak muda itu pun tersenyum mengenang kisahnya. Lalu
saya bertanya, “Bagaimana anak muda ini akhirnya bisa bertobat dan sekarang rajin melayani?” Youth leaders
tersebut menjawab, “Gua udah deketin, doain, ajak nongkrong, dan puncaknya saat ada Mission Trip ke Sumba, gua
ajakin dia, gua tanggung semua akomodasinya, dan selama 7 malem sekamar, gua kotbahin terus kebaikan Tuhan.
HAHAHA” Kami pun tertawa bersama, lalu dia melanjutkan,” Yang mengubah hatinya adalah, penasaran, kenapa gua
baik banget sama dia, selalu ada, selalu nemenin, bayarin mission trip yang mahal ke Sumba, dan akhirnya dia mulai
penasaran kenapa gua punya kasih yang tanpa pamrih seperti itu, dan akhirnya dia mau bertobat dan terima Tuhan
Yesus.”
Dalam proses ini, anak ini mulai bertanggung jawab dengan sekolahnya, dan bolosnya kali ini adalah yang
cukup baik karena untuk mengerjakan tugas (walaupun ya belum sempurna), tetapi biasanya anak muda ini bolos
untuk main atau malas. Di balik cerita itu saya mengerti bahwa kebaikan Tuhan hanya terpancar lewat kita semua
orang yang sudah diselamatkan dan merasakan kebaikannya lebih dulu. [CH]