Sabtu, 18 Mei 2019

kasih yang memulihkan

“Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.” (Yakobus 4 : 1-2)

Perkawinan mereka seharusnya adalah perkawinan yang paling berbahagia. Mereka begitu saling mencintai pada awalnya, dan mereka memiliki segalanya. Sampai tiba waktunya ketika sang suami berkata: “Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku.” (Kej 3:12). Ketika dosa mulai masuk, hubungan menjadi rusak; baik hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia. Dosa merusak hubungan yang seharusnya harmonis antara suami-istri menjadi hubungan yang saling menyalahkan satu dengan yang lain. Dan hal itu terus berlangsung hingga masa kini.

Perkawinan-perkawinan menjadi hancur, hubungan persaudaraan menjadi retak, persahabatan berubah menjadi permusuhan. Perselingkuhan, egois, tidak mau menerima kekurangan dan kelemahan orang lain, saling menghakimi, kesombongan, iri hati, keserakahan, fitnah, ucapan yang sembrono atau kasar, dan semua hal yang ditimbulkan oleh dosa telah menyebabkan hubungan antar manusia menjadi rusak.

Apa yang dapat memperbaiki semuanya itu? Kasih. Kasih-lah yang dapat memperbaiki hubungan-hubungan yang rusak. Tuhan sudah memulainya dengan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16).

Setiap orang yang mengaku dirinya anak Tuhan, harus mengikuti teladan Tuhan sendiri dengan mempraktikkan kasih dalam kehidupan sehari-hari.

Istri yang mengasihi suaminya akan tunduk kepada suaminya tanpa rasa terpaksa atau tertekan. Saudara atau sahabat yang mendasari hubungannya dengan kasih yang tulus akan menghilangkan rasa iri dengki, persaingan, keinginan untuk menonjolkan diri, dan seterusnya. Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi musuh-musuh kita. Ketika musuh pun harus kita kasihi, apalagi pasangan kita, keluarga atau sahabat-sahabat kita! Dosa menghancurkan hubungan, kasih memelihara hubungan dan memulihkan hubungan yang rusak. [RH]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1: Dosa apa yang masih Anda gumuli yang dapat merusak hubungan Anda dengan Tuhan, dengan keluarga atau teman Anda ?

P2 : Apa komitmen Anda untuk dapat mengatasi ancaman dosa tersebut ?