Sabtu, 29 Agustus 2015

TIDAK MERATAPI MASALAH

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34)

Dalam buku School of Life 2, dikisahkan tentang seorang tua yang berjalan melewati segerombolan pemuda. Para pemuda itu memanggil si kakek tua ini dan meminta untuk diajari kehidupan agar berhasil, karena mereka hidup berantakan dan tidak pernah berhasil apapun yang diperbuat. Lalu si kakek bercerita, para pemuda itu tertawa terpingkal-pingkal atas cerita si kakek.

Setelah itu si kakek mulai cerita lagi hal yang sama, kali ini hanya separuh pemuda yang tertawa. Si kakek mulai bercerita lagi ketiga kalinya, kali ini tidak ada yang tertawa. Mereka bahkan bertanya kepada si kakek, kenapa bercerita yang sama dan terlihat konyol.

Si kakek menjelaskan, “Kalau kalian tidak tertawa untuk cerita yang sama, kenapa kalian meratapi dan menyesali permasalahan yang sama tiap hari? Bukankah kalian cukup meratapinya sekali saja dan bangkit untuk keesokan harinya?” Terkejutlah para pemuda itu dan mereka menyadari Renungan Nilai Kehidupan yang kakek itu katakan.

Salah satu hal yang menghambat prestasi seseorang adalah karena kuatir terhadap kegagalannya hari ini akan berlanjut di keesokan harinya. Tentu itu akan terjadi bila tidak melakukan perbaikan-perbaikan atas apa yang terjadi. Paulus mengatakan bahwa apapun yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Jadi kalau kita melakukan apapun seperti untuk Tuhan, tentu kita akan melakukan sebaik-baiknya. Kegagalan mungkin terjadi, tetapi Firman Tuhan berkata, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Sahabat NK, kita bisa bangkit dari kegagalan, bahkan kita bisa berprestasi dari kegagalan-kegagalan yang kita alami. Thomas Alfa Edison yang menciptakan banyak hal, suatu waktu pun laboratoriumnya pernah mengalami kebakaran. Ia melihat api yang berkobar itu sebagai sesuatu yang indah dan berkata, “kalau banyak kegagalan yang lalu tidak menjatuhkanku, masakan kebakaran ini menjatuhkanku?” Ia mulai membangun kembali laboratoriumnya dan segera bekerja kembali menghasilkan banyak penemuan lainnya. [JA]

“Terima kasih Tuhan untuk apa yang kami alami dalam hidup kami. Kami percaya apa pun yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kami, itu untuk kebaikan kami. Masalah demi masalah, mempunyai jalan keluarnya masing-masing karena Tuhan tidak memberi kan masalah yang melebihi kekuatan kami”