PENYANYI ATAU PEMUJI?
"Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka
beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. " (Matius 15:8-9)
Seandainya Tuhan mencari penyanyi untuk menyembah Dia dan mendefinisikan pujian & penyembahan
hanya dengan pengertian bernyanyi, betapa sedikitnya orang yang dapat memenuhi syarat itu. Lebih banyak orang
yang suaranya sember, fals tak karuan ketika bernyanyi, bakal langsung otomatis gugur menjadi penyembah-Nya.
Sebaliknya, berbahagialah mereka yang memiliki keterampilan tarik suara. Yang mengikuti kelas-kelas vokal
atau yang pernah mengikuti kontes bernyanyi. Kesempatan mereka terbuka lebar untuk lebih dekat dengan Allah dan
mendapatkan perkenanan-Nya. Untunglah bahwa Bapa tidak mengartikan penyembahan sebagai sekadar bernyanyi.
Untunglah penampilan luar tidak menjadi standar penilaian-Nya.
Menyuarakan tembang dan mengumandangkan musik rupanya sebagian kecil ekspresi saja dalam memuji
dan menyembah-Nya. Hal itu terjadi karena yang Dia tuntut adalah keseluruhan hidup kita yang menyembah. Tuhan

merindukan pikiran, ucapan dan tindakan yang sinkron-selaras. Ibadah bukan hanya dalam ikatan ritual dan rutinitas,
tetapi tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang penyembah sejati terlihat dari sikap hidup di rumah tangganya. Ia menjadi ayah/ibu/orang tua/anak
yang menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan benar. Ia menjadi pemimpin di kantor dengan keadilan dan
keteladanan bagi anak buahnya. Ia menjadi murid yang baik di sekolah atau kampusnya. Ia menjadi pengusaha yang
jujur dalam menjalankan bisnisnya. Ia menjadi guru yang mengasuh dan mendewasakan peserta didiknya. Ia menjadi
karyawan yang taat dan bekerja terbaik untuk atasannya, dan seterusnya…
Sahabat NK, ketika Tuhan mencari penyembah sejati, biarlah Dia menemukannya dalam diri kita. Pemuji
yang bukan hanya berekspresi dengan bernyanyi, tetapi yang menunjukkan hidup yang berubah karena proses
kedewasaan rohani yang terus berjalan. [JP]