Senin, 23 Maret 2015

DUA ATAU LIMA TALENTA

“Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan . . . “ (Matius 25:29)

Xiong Shui Hua yang kini telah menjadi miliuner meratakan rumah-rumah kumuh di desanya dulu, di Xiongkeng, China. Sebagai gantinya dia lalu membangun rumah-rumah mewah bagi semua warga desa dengan gratis. Tidak berhenti sampai di situ saja, Shui Hua juga memberikan biaya untuk makan tiga kali sehari, bagi semua orang miskin dan lanjut usia sepanjang hidup mereka. Kini katanya sebanyak 72 keluarga telah menempati rumah baru mereka, sementara bagi 18 keluarga lainnya, yang dianggap telah sangat baik kepadanya akan diberikan masing-masing sebuah desa untuk mereka kelola sendiri.

Seorang warga senior, Qiong Chu yang berusia 75 tahun, mengatakan bahwa dia masih mengingat orang tua Xiong. Katanya mereka adalah orang-orang baik hati, yang selalu berusaha memperhatikan dan merawat orang lain. Luar biasa kalau kini putra mereka mewarisi sifat orangtuanya, kata Qiong.

Shui Hua memang kini telah sukses sebagai pengusaha konstruksi, namun dia tidak pernah lupa dengan orang-orang sekampungnya yang telah ikut menumbuhkan dia. Walau sama sekali tidak diceritakan apakah Shui Hua adalah seorang percaya atau bukan, namun dari apa yang dilakukannya patut menjadi contoh yang layak diacungi jempol dan ditiru. Dia tidak menyia-nyiakan bakat dan berkat yang dimilikinya hanya untuk kepentingan sendiri.

Barangkali kita tidak memiliki kemapuan dan kekayaan seperti Shui Hua, namun berapa banyak kebaikan Tuhan yang telah kita terima? Pernahkah kita berbagi tentang kebaikan Tuhan sehingga ada orang-orang yang tertarik untuk ikut merasakan kebaikan Tuhan? Menjadi murid Yesus bukan hanya untuk menikmati kebaikan Tuhan sendiri tanpa memperdulikan orang lain yang belum mengerti tentang kebaikan-Nya. Ini saatnya memakai semua talenta yang ada untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus. [PH]

Tuhan Yesus, kami mau belajar setia dengan talenta yang Kau berikan. Tolong agar kami mau menjadi pelaku dalam kehidupan nyata seperti yang dilakukan oleh Shui Hua dalam kisah di atas. Kiranya Roh Kudus memampukan kami untuk mengembangkan katunia-Mu, Amin.