Turis Tewas Diserang Buaya, Asia Tourism Forum di Bandung Siap Pulihkan Raja Ampat

8f048df4-2059-40ba-a05d-95dfcb0192d4_169

Kawasan wisata Raja Ampat, Papua Barat, menjadi sorotan dunia gara-gara insiden turis asal Rusia, Sergey Lykhvar, tewas diserang buaya. Pegiat pariwisata di Indonesia siap ‘pulihkan’ nama Raja Ampat di mata dunia saat even Asia Tourism Forum (ATF) 2016 di Kota Bandung pada Mei mendatang.

“Pada kesempatan ATF nanti, kami rasa perlu ‘memulihkan’ nama baik Raja Ampat berkaitan kejadian tersebut. Acara ATF di Bandung akan dihadiri 20 delegasi negara,” ucap Ketua Pelaksana ATF 2016 Endang Komesty usai konferensi pers di kafe Roger’s, Jalan Djuanda (Dago), Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/4/2016).

Raja Ampat merupakan destinasi wisata andalan Indonesia yang namanya tenar hingga mancanegara. Endang, selaku pemerhati pariwisata, menilai insiden tewasnya turis asal Rusia itu bakal memicu stigma bahwa kawasan Raja Ampat berbahaya.

“Sisi negatifnya, tentu memengaruhi image Raja Ampat. Kalau sisi positifnya, ya para turis atau wisatawan akan lebih hati-hati lagi,” ujar Endang yang juga sebagai Ketua Program Studi Industri Perjalanan di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.

Pihak Polres Raja Ampat memastikan Sergey di lokasi kejadian tersebut sendirian tanpa dikawal guide. Padahal hal seperti itu tidak diperbolehkan. Beberapa tempat di Raja Ampat memang menjadi habitat aligator dan buaya. Sebab itu, semua turis yang beraktivitas seperti snorkeling maupun diving harus didampingi guide lokal.

Kepolisian setempat menegaskan Kawasan Raja Ampat sangat aman untuk berwisata. Namun perlu diingat, para turis harus mematuhi peraturan yang ada, salah satunya didampingi guide lokal.

Menanggapi kronologi peristiwa tersebut, Endang menyatakan prihatin dan berduka. Agar kejadian serupa tak berulang, tak hanya di Raja Ampat saja, Endang meminta turis mancanegara serta wisatawan nusantara untuk berlibur memanfaatkan jasa travel agent.

“Sekarang kan banyak travel agent membuka layanan via online sehingga memudahkan turis di manapun berada. Karena dengan travel agent, kebutuhan turus bisa dipenuhi. Jadi, ada jaminan dari pihak travel agent yang mendampingi turis selama melakukan perjalanan,” tutur Endang.

Seperti diketahui, Sergey dan temannya yang berasal dari Serbia sudah satu bulan berada di Raja Ampat. Saat kejadian pada 29 Maret 2016, sebenarnya paket perjalanan Sergey sudah habis, namun dia tetap memaksakan untuk snorkeling meski tanpa guide. Sewaktu kejadian maut tersebut, pria berusia 37 itu tengah snorkeling di Pulau Manyaifun.

(nwk/nwk)

Sumber : DETIK