Anda Begitu Berharga

Ketenaran yang membunuh! Mungkin kisah hidup Kurt Donald Cobain, pendiri dan vokalis band grunge, Nirvana, dapat digambarkan dengan kalimat itu. Betapa tidak, sementara orang lain merasa puas dengan ketenaran, ia malah muak dengan hal itu dan kemudian mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Sebenarnya Cobain hanya ingin bermusik untuk menyalurkan rasa marah dan depresinya. Sejak kecil ia mengalami peristiwa traumatis karena perceraian orang tuanya. Di sekolah ia juga sering mengalami perlakuan kasar dari guru dan teman-temannya. Cobain diejek dan dipukul karena dianggap culun dan bego. Ia merasa tidak berharga.

Ironis memang. Di tengah-tengah popularitas yang diraihnya, ia malah banyak melakukan kegilaan. Ia beberapa kali menggubah lagu dengan lirik-lirik yang sukar dimengerti. Ia manggung dengan menggunakan gaun baby doll. Pernah menantang Axl Rose, vokalis Guns N Roses untuk berkelahi tanpa sebab. Ia juga mengajak Courtney Love, istrinya yang tengah hamil, untuk mengkonsumsi heroin. Cobain ngotot mengusulkan lagunya I Hate My Self dan I Want To Die sebagai judul album ketiga Nirvana. Terang saja usulan ini ditolak mentah-mentah oleh rekan-rekannya.

Puncak kegilaannya terjadi ketika ia mencoba merealisasikan rencana bunuh dirinya dengan menenggak 50 butir pil painkiller yang disiran sampagne. Upaya ini rupanya gagal. Ia hanya koma dan kemudian menjalani rehabilitasi. Tetapi belum sampai sembuh, ia kabur dari rumah sakit. Bulan berikutnya ia ditemukan tewas dengan kepala berlubang . Sepucuk pistol masih menempel di dekat dagunya, juga dengan sebuah catatan terhadap orang-orang yang dicintainya. “Aku sudah tidak tahan menjadi pusat perhatian…” tulisnya.

Sahabat NK, perasaan tidak berharga memang acap menjadi sumber persoalan di dalam kehidupan seseorang. Jika hal ini mencengkeram seseorang, banyak ha-hal negatif yang kemudian mengekor di belakangnya. Orang semacam ini bisa minder, tidak berguna, salah pergaulan, tidak berkembang, hingga mengakhiri hidup dengan bunuh diri yang konyol.

Penawar dari semuanya itu adalah ketika kita menyadari posisi kita di dalam Kristus. Di dalam Dia, kita menjadi pribadi yang teramat berharga. Kita diterima dan dikasihi tanpa syarat. Untuk membuktikan penerimaan dan kasihNya itu, Dia naik ke kayu salib. Yesus mensubstitusi kita sebagai orang berdosa. Kedudukan kita sebagai pendosa telah digantikannya dengan bayaran darahNya sendiri. Sesudah peristiwa penebusan itu, posisi kita berubah drastis. Tadinya orang hukuman, musuh Allah; kini telah menjadi orang-orang ketebusan. Bahkan, yang lebih dahsyat dari itu, kita diadopsi (diangkat) menjadi anak-anakNya.

Pemahaman kita terhadap karya penebusan Kristus akan menjadi kunci bagi kita untuk mengerti betapa berharganya kita. Di tengah-tengah intimidasi si jahat yang selalu mencoba menurunkan derajat kita, ingatlah kebenaran bahwa posisi kita amat mulia di dlam Kristus. Keberhargaan kita yang adalah anugrah ini akan membawa kita kepada hidup yang berhasil dan memuliakan Dia. Beridirilah di depan cermin sejenak, dan bersyukurlah untuk nilai hidup Anda di dalam Kristus.*** [jokoprihanto]