“Blue Band Margarin, Made In Indonesia Amin”

Dodi adalah anak desa yang berniat untuk bersekolah di jurusan teologi di Jakarta. Orangtuanya mengizinkan dan mendukung anaknya untuk sekolah teologi.

Namun, di Jakarta, Dodi tidak kuliah. Ia justru keluar masuk diskotik dan berfoya-foya. Suatu ketika, ia kehabisan uang. Dodi mengirim surat kepada orang tuanya, “Ayah, Dodi butuh uang untuk ujian.” Ayahnya kemudian mengirim uang.

Tidak lama kemudian uang dodi habis. Dodi pun menyurati Ayahnya. “Ayah, Dodi butuh uang untuk wisuda”.

Dengan bangga, Ayah Dodi membelas surat Dodi, sambil berpesan, “Setelah wisuda, Dodi langsung pulang ke kampung halaman”.

Kemudian, Dodi pulang ke desanya. Kedatangan Dodi disambut gembira karena dia adalah satu-satunya sarjana di desanya. Keluarganya membuat persta ucapan syukur. Dalam ibadah syukuran, Dodi diberi kesempatan untuk berdoa makan. Dodi bingung harus berkata apa. Dengan spontan Dodi berkata.

Dodi                : “Jemaat Tuhan, mari kita berdoa. (Dodi melirik kaleng mentega, dan dibacanya). “Blue Band margarin made in Indonesia, Amin”
Ayah               : “Wah, hebat sekali! Dodi berdoa menggunakan bahasa Inggris.”