Jumat, 10 September 2021

KALAU PAPA MENINGGAL
“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan –kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. ” (Lukas 21:34)
20 Juli 2021 sahabat kami Ed, akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama 2 minggu di rumah sakit Jakarta. Istrinya berkisah betapa berat rasa duka yang ia rasakan. Hal itu bukan saja karena ia kehilangan suami tercintanya tiba-tiba, juga ditambah rasa kecewa atas lambannya penanganan pihak RS di dalam negeri jika dibandingkan dengan di luar negeri dimana mereka biasa berobat. Kondisi pandemik memaksa mereka untuk memperoleh perawatan hanya di dalam negeri, dengan berbagai batasan waktu, fasilitas, aturan prokes, karena rumah-rumah sakit penuh dengan pasien Covid. Sejak masuk perawatan, Ed tidak bisa berbicara, karena selang makanan dan selang pernafasan yang masuk di tubuhnya. Beruntung istrinya, karena ternyata Ed telah menuliskan banyak hal sejak 2 tahun lalu di catatan ponselnya, antara lain siapa yang layak dipercaya dan siapa yang tidak layak dipercaya diantara stafnya, pembagian warisannya, aset-aset yang ada, dan sebagainya. Yang paling menguatkan mereka, adalah kalimat, kalau Papa meninggal, kalian harus tetap semangat, jangan suka mengeluh dan harus selalu bersyukur.
Sahabat NK, bagi kita mungkin itu hanya catatan atau nasehat biasa yang sederhana. Namun bagi istri dan anak-anaknya tulisan itu sungguh bermakna. Memelihara semangat dan rasa syukur itu sangat berkaitan dengan menjaga hati, terutama di masa-masa sulit seperti sekarang.
Jika sampai saat ini kita masih sehat, semua karena kebaikan Tuhan dengan sebuah tanggung jawab yang besar di dalamnya. Yesus mengajarkan kita untuk menjaga diri agar hati kita tidak dipenuhi pesta pora dan kepentingan duniawi. Tuhan lebih tertarik dengan hati kita, bukan dengan aktivitas kita atau kepunyaan kita. Zaman internet ini telah membawa kita kepada satu keadaan dimana segala sesuatu mudah diakses, dan pandemik ini memaksa semua orang harus menggunakan internet. Bagi yang memiliki hati yang baik, tentu akan mengakses hal-hal yang baik dan positif, sedangkan orang yang jahat akan menggunakannya untuk hal-hal yang lebih jahat lagi. Mari memohon agar kiranya Roh Kudus menguatkan kita untuk selalu menjaga hati fokus kepada Tuhan. Tiap saat berusaha agar hati dikuduskan, dipenuhi pujian dan rasa syukur. [MM]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Apakah Yesus bermaksud melarang orang percaya untuk berpesta? Apa maksudnya hari Tuhan jatuh seperti suatu jerat?
P2: Apakah ada keinginan duniawi/ kekuatiran hidup yang masih sulit Anda lepaskan hingga saat ini? Apakah hal itu merusak hubungan Anda dengan Tuhan? Apa upaya Anda melepaskannya?
Bacaan: Ezra 4:6-6:13; Hagai