Mencari Wajah Tuhan
Shalom Jemaat yang dikasihi Tuhan! Suatu hari ada seorang petani yang cukup makmur sedang melakukan panen dan dia mengajak seluruh keluarganya untuk membantu memanen padi dan membawa masuk ke dalam lumbung yang cukup besar. Ketika itu dia memakai arloji dan dia rasa arloji itu mengganggu kerjanya, maka dia melepaskan arlojinya dan menaruhnya di suatu tempat di lumbungnya lalu dia lanjutkan pekerjaannya. Tapi ternyata orang-orang memasukkan padi hasil panen ke lumbung dan membuat arloji itu terbenam. Celakanya dia lupa di mana dia meletakkan arloji tersebut. Dia cari ke sana ke sini, dia minta orang untuk membantunya tapi tetap saja tidak ketemu.
Akhirnya dia bilang “Sudahlah..hari sudah siang. Mari kita makan dulu di bawah pondok. Nanti saja cari arlojinya.” Si anak petani tiba-tiba berkata “Pa, saya tadi ‘kan sudah makan. Jadi saya tidak ikut makan. Saya mau tiduran saja di situ.”
Saudara, ketika ayahnya sudah selesai makan, si anak menunjukkan arlojinya yang hilang sambil berkata “ Pa, ini saya temukan arlojinya.”. Ayahnya bertanya “Loh dari mana? Bagaimana caranya?”. Si anak menjawab “Jadi waktu tadi saya tiduran di situ, di dalam keheningan saya mendengar suara detik dari arloji ini. Lalu saya datangi asal suara itu kemudian cari.”.
Adakah dari antara saudara yang saat ini merasa ada yang hilang dalam hidupmu? Lebih dari sekedar arloji tapi persekutuan dengan Tuhan. Mari kita cari lagi hadirat Tuhan bukan dalam keramaian sebuah acara, bukan dalam sibuknya sebuah aktifitas bahkan aktifitas rohani! Tapi di dalam keteduhan, dalam kesendirian kita sujud di hadapan Tuhan. “Diamlah dan ketahuilah! Akulah Allah” begitu Firman Tuhan tertulis. Kalau kita sungguh memberikan waktu sujud mencari wajah Tuhan, engkau akan menemui hadirat Allah yang akan memperbaharui hidupmu. Tuhan Memberkati.