Kebijakan impor beras selalu menjadi polemik di Indonesia. Pro dan kontra yang kencang disuarakan pasti muncul ketika ada kabar RI mau mendatangkan beras dari luar negeri.
Di antara sejumlah kisah kebijakan impor beras, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan dua kebijakan yang dinilai paling berani dan tepat.
Keputusan itu diambil oleh Susilo Bambang Yudhoyono saat menjadi Presiden RI, dan Thomas Lembong saat menjabat Menteri Perdagangan.
“Pak SBY lakukan keputusan yang tepat pada 2014 yaitu [impor beras] 2,5 juta ton sehingga tidak ada gejolak sama sekali pada tahun politik itu,” katanya saat berkunjung ke kantor Transmedia, Kamis (13/9/2018).
“[Lalu] 2015-2016 diimpor 1,5 juta ton oleh Mendag pada waktu itu, Pak Tom Lembong. Pak Tom mengambil langkah yang menurut saya sebagai orang swasta, langkah benar, yaitu G to G langsung di Singapura, deal dan mendapat harga lebih murah,” ujar Enggar.
Hasil dari impor beras yang dilakukan itu adalah pada akhir 2016 hingga awal 2017 tidak ada kekurangan beras karena juga merupakan carry over 2013-2016.
![]() Foto: Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
|
Sebelumnya, Enggar mengatakan pemerintah pada 15 Januari 2018 memutuskan untuk mengimpor beras demi menyelamatkan negara dari situasi chaos.
“Ada dua pilihan: kalau kita impor pasti dibully, tapi kalau tidak impor siapapun pemerintahnya akan jatuh dengan chaos. Itu konsekuensi politik yg ada. Dan kita lihat disini, Januari [2018] sebenarnya [persediaan beras] minus kalau impor itu tidak masuk.”