Seorang pendeta bermaksud berkhotbah dengan tema mujizat. Ia kemudian menyusun strategi bersama anaknya, Nobi.
Pendeta : “Nobi, besok ayah mau berkhotbah tentang mujizat. Besok Nobi duduk di atas loteng sambil memegang uang dan burung merpati. Jika Ayah berkata uang, Nobi jatuhkan uang. Jika Ayah berkata, ‘burung merpati’, Nobi jatuhkan burung merpati. Oke?”
Nobi : “Oke, Yah.”
Keesokan harinya, Pendeta tersebut berkhotbah di gereja:
Pendeta : “Apakah saudara percaya akan mujizat?”
Jemaat : “Amin!!”
Pendeta : “Saudara-saudara, apa yang saudara minta pasti dikabulkan Tuhan. Ketika kita meminta uang, kita akan mendapatkan uang (Nobi menjatuhkan uang sehinggga tiba-tiba ada uang). Ketika kita minta burung merpati, kita akan… !”
Pendeta menunggu 5 detik, tetapi burung merpati belum juga muncul. Ia berpikir mungkin kurang nyaring. Ia pun mengulangi perkataannya.
Pendeta : “Kita akan mendapatkan burung merpati. Sekali lagi burung merpati!”
Namun, burung merpati tidak muncul juga. Tiba-tiba Nobi keluar dari loteng.
Nobi : “Ayah, burung merpatinya dimakan kucing.”
Jemaat : “????”