Pembangunan peternakan ayam seluas 20 hektare yang digarap PT Widodo Makmur Unggas di Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, menuai kontroversi. Lantaran peternakan ayam tersebut dibangun di kawasan Geopark Gunung Sewu Gunungkidul.
Sejumlah aktivis dan akademisi ramai-ramai mengkritik keberadaan peternakan ayam tersebut. Mereka khawatir status geopark dunia yang melekat di Geopark Gunung Sewu di Kabupaten Gunungkidul, Pacitan, dan Wonogiri tersebut dicabut UNESCO.
“Kan ada pemeriksaan dari UNESCO tentang keberadaan geopark tersebut. Apakah memang dipelihara dengan baik, apakah memang dilestarikan, dan lain sebagainya,” kata Agung Setianto, Dosen Departemen Teknik Geologi UGM, Rabu (12/9/2018).
“Nah, ditakutkan kalau itu misalnya nanti diketahui oleh UNESCO bahwa di lokasi geopark itu ada peternakan ayam, takutnya kan itu dicabut (status) geoparknya. Kalau geoparknya dicabut kan kerugian buat Indonesia pada umumnya,” lanjut Agung.
“Pertama nama buruk kan, kita (dianggap dunia-red) tidak bisa melestarikan lingkungan. Kedua, hasil jerih payah selama ini supaya Pegunungan Sewu bisa menjadi geopark kan sia-sia,” ungkapnya.
Agung justru mempertanyakan mengapa pemerintah daerah maupun pengelola tidak mencari tempat lain dalam membangun peternakan di luar kawasan geopark. Padahal Geopark Gunung Sewu merupakan kawasan lindung.
“Dari pada itu (peternakan ayam) merugikan sesuatu yang lebih besar secara historis, secara nilai, dan lain sebagainya,” tuturnya.
Agung menuturkan, keberadaan peternakan ayam di kawasan Geopark Gunung Sewu memang berpotensi mengancam geopark. Limbah yang dihasilkan peternakan tersebut bisa saja mencemari sungai-sungai bawah tanah.
“Nah itu yang ditakutkan jika nanti pembuangan dari limbah ke peternakan ayam itu tidak dikelola dengan baik, itu bisa mencemari air tanah yang ada di situ. Karena sungai-sungai (bawah tanah) yang ada di sana itu saling berkaitan,” jelasnya.
Oleh sebab itu, kata Agung, Pemkab Gunungkidul dan pengelola peternakan ayam harus memperhatikan potensi penceramah limbah tersebut. Apabila tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin ekosistem geopark rusak.
“Setelah dipastikan jika memang lokasi itu (peternakan ayam) di geopark. Nah, perlu dipikirkan bagaimana tentang sistem pembuangan dari limbah peternakan ayam tersebut,” tutupnya.