Minggu, 5 Juli 2020

Roda berputar

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu“ (Yohanes 14:27)

Ada pepatah yang mengatakan “roda itu berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Hidup itu terkadang di atas dan juga di bawah“. Para motivator atau para pembicara tentang “hidup sukses“ pasti akan mengatakan kalau pepatah ini harus dipatahkan dan salah. Ok! Terserah pendapat yang mana, tapi memang roda itu berputar, kalau tidak berputar maka kendaraan  itu tidak berjalan bukan? Kalau menurut saya, kita dikatakan hidup (berjalan) jika kita mengalami keadaan di atas dan di bawah. Yang menjadikannya penting adalah bukan keadaan diatas atau di bawah tetapi tujuan perjalanan kita itu yang penting dan perjalanan itu harus dinikmati.

Keadaan di atas misalnya ketika semua rencana kita berhasil, eperti yang kita harapkan. Keadaan seperti ini membuat kita mudah mengatakan “Tuhan itu baik“ “Halelluya“ “Puji Tuhan, semua baik“ “Luar biasa!“ dan kata-kata pujian lainnya. Dan memang seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan atas kelancaran yang Tuhan berikan untuk setiap rencana kita.

Tetapi seperti pepatah yang di atas tadi,ada saatnya rencana yang kita rancangkan tidak berjalan lancar. Banyak rintangan menghadang, bahkan membuat kita merasa putus asa. Kita tidak akan disebut orang berdosa atau orang yang kalah atau pecundang atau pengecut jika kita mengatakan jika kita merasa “takut“, “khawatir“, “cemas“ atau “putus asa“. Lebih baik kita sadar kalau kedaan kita tidak baik-baik, sehingga kita tidak terjebak dengan keadaan semu “semuanya baik-baik saja“. Dengan mengakui sejujurnya keadaan kita yang sebenarnya membuat kita tahu bahwa Tuhan itu ada dan menjadi kekuatan kita. Seperti yang pernah Yesus katakan, kita tidak akan tahu arti bahagia, jika kita tidak tahu apa rasanya sedih atau berduka. Yang menjadi bahaya adalah jika kita sedang berada dibawah dan tidak berusaha kembali untuk naik ketas. Maka roda itu akan tetap berada dibawah dan hidup kita tidak berjalan.

Sebagai anak Tuhan, betapa bahagianya kita karena kita punya pengharapan yang teguh, yaitu Yesus. Dan saat itulah roda kita naik kembali keatas dan roda kehidupan kita terus berjalan menuju tujuannya. [SE]